Rabu, 10 Januari 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Day 3

Kelomopok kali ini membahas tentang penyimpangan seksual salah satunya LGBT
*PENTINGKAH MEMBENGKITKAN FITRAH SEKSUAL?*

Dewasa ini, seperti kita ketahui maraknya LGBT menjadi _tantangan_ tersendiri bagi orang tua akhir jaman.
Kebiasaan kaum Luth yang diATM oleh orang-orang yang tidak acuh pada nilai-nilai agama.

Di dunia, bahkan di beberapa daerah di Indonesia. Orang sudah tidak segan menunjukkan kemesraan dengan _sesama jenis_ didepan umum, terutama di media sosial.
Bahkan banyak fil bergenre drama romantis menjadi media kampanye para LGBT.
Film-film ini dikemas dengan sangat apik, sehingga penonton terbawa suasana dan salah-salah akan muncul empati terhadap para pelaku LGBT.

Menurut penelitian, produksi film LGBT terlaris adalah dari negara Thailand.
Di Indonesia pun ada beberapa film yang menyisipkan LGBT sebagai bumbu penyedap utamanya.

Pelaku LGBT merasa bahwa mereka adalah yang paling memahami _Hak Asasi Manusia_.
_Yang kami lakukan itu tidak salah, ini perasaan yang tulus. Ini cermin kejujuran, kami menjadi diri kami yang seseungguhnya._
_Yang salah adalah orang-orang yang menghakimi mereka tanpa tahu apa yang mereka rasakan_. Pikir mereka.

Mirisnya, penyimpangan seksual ini seakan menjadi _trend_ tersendiri.
Pelaku LGBT menularkan kebiasaan mereka pada teman-teman dan lingkungannya.
Percaya atau tidak, _terkadang LGBT ini awalnya habbit lalu menjadi penyakit_.
Jika di satu tempat ada dua pelaku LGBT, maka tidak lama kemudian akan bertambah menjadi dua, tiga, empat, lima dst.

Apakabar dengan dunia?
Apakabar dengan generasi selanjutnya? Bukankah sesama jenis tidak akan menghasilkan apa-apa?
Apakabar dengan agama, masihkah ada dihati mereka?
Apakabar dengan azab, apakah setia menunggu mereka bertaubat?
_*Na'udzubillahi min dzaalik!*_

Untuk itu sangat penting untuk membangkitkan fitrah seksualitas sedini mungkin.
Memberikan pemahaman pada anak, agar mampu merasa dan bersikap sesuai kodratnya.
Bagaimana membimbing agar anak mengimani takdir yang telah digariskan tentang apa jenis kelaminnya?
Bagaimana membimbing anak untuk paham batasan-batasan aurat?
Bagaimana membimbing anak agar tidak terjerumus pada hal-hal yang bertentangan dengan kodratnya?

Menurut Bu Elly Risman, pola asuh sangat berpengaruh dalam menyebabkan anak _keluar_ dari kodratnya (dalam hal ini menjadi pelaku LGBT).
Maka, solusi yang sangat diperlukan adalah memperkuat fondasi, memahamkan fitrah seksualitas sejak dini. Diantaranya dengan:

1. Memberi perhatian pada anak.
Orangtua yang tak acuh, apatis, menyebabkan anak mereka (terutama laki-laki) lemah dalam berfikir, memilih dan mengambil keputusan.

2. Memunculkan peran Ayah lebih intens.
Anak laki-laki banyak yang salah asuh karena kurangnya sosok Ayah dalam kehidupannya.

3. Ibu tidak _overlap_ dalam mendidik anak.
Selama ayah bekerja, anak-anak bersama Ibu seharian. Terkadang anak dijadikan _wadah curhat_ Ibu untuk mengungkapkan kekesalan pada suaminya.
Pada akhirnya anak akan membandingkan dengan sosok Ayah lain diluar sana.
Anak diajak menemani ibu ke salon, arisan dengan tetangga hingga mandi bersama.
Hal ini bisa membuat anak tidak punya model identifikasi untuk menjadi lelaki.
Begitupun anak perempuan, kurang kasih sayang lawan jenis (khususnya Ayah) kadang membuatnya lebih nyaman mencari kasih sayang diluar.

4. Menguatkan fondasi agama.
Sebagaimana kita ketahui, menanamkan nilai agama tidak cukup dikenalkan dengan ritual. Tetapi menanamkan nilai-nili dan perilaku, terutama teladan.

5. Managemen gadget.
Terlalu membebaskan anak menggunakan gadget artinya memberikan mereka kesempatan yang besar untuk terpapar pornografi.
Seperti yang kami sebutkan diatas, bahkan dewasa ini banyak film dengan muatan LGBT dikemas dengan sangat apik dan menarik.
Ini bisa menjadi pemicu anak merasa penasaran kemudian meniru hal tersebut.

Anak-anak masih suci. Menjaga fitrahnya adalah tanggung jawab kita sebagi orangtua.
Kalau bukan kita, siapa lagi?

Inti dari diskusi kali ini adalah kenalkan anak dengan gendernya dan tumbuhkan fitrah sesuai gender tersebut, tidak dibuat candaan laki2 didandani perempuan atau sebaliknya 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar