Senin, 15 Januari 2018

Membangkitkan Fitrah seksual anak day 6

kali ini membahas tentang Membangkitkan Fitrah Seksualitas pada Anak Melalui Aspek Pendidikan Kesehatan Organ Seksual

❇ Fitrah Seksualitas ❇
Tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.

Fitrah seksualitas memerlukan kedekatan yang berbeda untuk tiap tahapan usia.

0-2 tahun : anak lelaki dan perempuan didekatkan dengan ibunya karena ada proses menyusui.

3-6 tahun : anak lelaki dan anak perempuan harus dekat dengan ayah dan ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional. di usia ini, anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya mulai dari bersikap, berbicara, dan merasa sesuai seksualitasnya. Dimulai dari hal sederhana yaitu melalui cara berpakaian, mengenali bentuk organ seksual nya, dan cara membersihkan organ seksual nya.

7-10 tahun : anak lelaki lebih didekatkan pada ayah. Ayah harus jadi lelaki pertama yang dikenang anak lelakinya dalam peran seksualitas kelelakiannya. Ayah pula yang menjelaskan pada anak lelakinya tatacara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma bagi lelaki.
sedangkan anak perempuan didekatkan ke ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit. Ibu pula orang pertama yang menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan.

10-14 tahun : anak perempuan didekatkan dengan ayahnya, sebaliknya anak lekaki didekatkan dengan ibunya. Usia dimana puncak fitrah seksualitas dimulai serius menuju peran kedewasaan dan pernikahan. Anak harus dibangkitkan kesadarannya mengenai kesehatan organ reproduksinya, bertanggungjawab atas organ kesehatannya.

❇ Pentingnya Menjaga Kesehatan Organ Seksual❇

Ketika anak sudah diajarkan untuk memahami fitrah seksualitas, berarti tidak luput kita wajib pula mengajarkan kepada mereka untuk menjaga dan merawat kesehatan dan kebersihan organ seksual anak.

Sebagi contoh saat hendak ke toilet, hal yang menjadi perhatian pertama kita adalah apakah toilet tersebut bersih atau tidak, adakah air bersih untuk membasuh, serta adakah tisu bersih untuk mengeringkan. Semua hal tersebut baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kebersihan anggota tubuh, khususnya organ intim yang merupakan bagian dari seksual anatomi.


❇Tantangan yang dihadapi❇
💪🏻 Sulit untuk melatih toilet training.
💪🏻 Anak tidak mandiri untuk membersihkan alat kemaluannya.
💪🏻 Tidak mengetahui perawatan organ reproduksi pada remaja.
💪🏻 Infeksi pada organ reproduksi.

❇Solusi❇
Menjaga kebersihan organ seksual ini seharusnya sudah ditanamkan orangtua ssjak anak masih bayi.
Beda usia dan beda jenis kelamin, beda pula cara membersihkannya.

0-3 tahun : peran orangtua lebih dominan.
✅ Mulailah Toilet Training; biasakan saat membersihkan kelamin bayi setelah BAK dengan mengguyurnya dengan air bersih, jangan hanya dilap kapas/tisu basah.
Setelah diguyur, keringkan selangkangannya dengan handuk/kain lembut bersih. Sebelum memakaikan popok, angin-anginkan dulu agar kelembaban kulitnya terjaga.

✅Cara mengguyur dengan air bersih berlaku untuk seterusnya; yang perlu diperhatikan, pada anak perempuan cebok harus dilakukan dari depan ke belakang. Maksudnya agar kuman-kuman dari daerah anus tidak terbawa ke daerah vagina.
Sementara untuk anak laki-laki, kita harus menarik kulupnya pada saat diguyur dengan air bersih. Jika tidak, kotoran setelah BAK bisa mengendap di lipatan kulup, dan bisa menyebabkan infeksi pada saluran kemih (fimosis).

✅ Menjaga kelembaban kulit saat menggunakan pospak; jangan sampai pospak tidak diganti seharian. Karena bisa menyebabkan iritasi. Sebaiknya segera ganti pospak jika terlihat sudah penuh.
Pilihlah pospak dengan bahan lembut dan tidak menimbulkan alergi pada kulit bayi.

✅ Usia 8 bulan, saat anak sudah bisa duduk sendiri, secara bertahap anak sudah bisa diajarkan buang air di toilet. Tujuannya untuk mengasah insting agar ia senantiasa menjaga kebersihan dengan BAK atau BAB pada tempatnya, dan bukan di celana.

✅ Biasakan agar anak perempuan dan laki-laki memakai celana dalam sedari kecil.

4-8 tahun : anak sudah harus diajarkan untuk bisa melakukannya sendiri.
✅ Sudah bisa cebok sendiri. Anak hanya melanjutkan apa yang sudah biasa dilakukan di usia sebelumnya.

9-12 tahun : anak bertanggung jawab penuh pada kebersihan organ seksualnya.
✅ Perawatan organ seksual harus dilakukan lebih cermat.

anak laki-laki
🚹 Mencuci tangan sebelum dan sesudah BAK dan BAB.
🚹 Menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.
🚹 Hindari celana ketat, karena menyebabkan permukaan organ kemaluan mudah berkeringat. Suhu yang panas di sekitar organ kelamin dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan sperma (mengurangi kesuburan).
🚹Jangan bertukar atau memakai celana bekas pakai orang lain karena bisa menularkan penyakit kulit dan kelamin.

anak perempuan
🚺 Rajinlah mengganti pakaian dalam jika terasa lembab. Bersihkan kemaluan dengan teratur, setelah itu keringkan dengan handuk bersih.
🚺 Menjaga kebersihan vagina saat menstruasi. Gantilah pembalut 4-5 kali sehari atau setelah BAK dan mandi untuk menghindari pertumbuhan bakteri.
Sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, tidak mengandung parfum/gel, dan memiliki daya rekat yang baik.
🚺 Gantilah pakaian dalam secara teratur.
Gunakan celana dalam berbahan katun, untuk bra pilih yang terbuat dari bahan yang nyaman dan ukurannya sesuai dengan ukuran payudara.

tentang kencing berdiri
Secara medis kencing berdiri adalah penyebab utama penyakit kencing batu pada semua penderita penyakit tersebut dan merupakan salah satu penyebab penyakit lemah syahwat bagi sebagian pria.
: Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah lemah bathin, karena sisa-sisa air dalam pundit-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur. Berbeda dengan buang air jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar. Ini memudahkan air kencing mudah mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal buah zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar terpelihara.
Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam melarang kencing berdiri. Dan bagi muslim yang shalat, kadang setelah keluar dari WC dan mau shalat, ketika ruku’ dalam shalat kita merasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluan, itu adalah sisa air kencing yang tidak habis terpencar akibat dari kencing berdiri yang tidak tuntas keluar, hal ini menyebabkan shalat tidak sah karena salah satu sarat sahnya shalat adalah bersih dan suci dari najis baik hadats kecil maupun hadats besar, dan air kencing merupakan najis.Tips yang bisa dilakukan :

😍jangan menunda buang air kecil atau menahan kencing
😍gunakan pakaian dalam dari bahan katun
😍jangan terlalu sering menggunakan pantyline
😍ssering mengganti pembalut pada saat haid
😍hindari pemakaian celana yg ketat
😍kurangi pemakaian sabun atau bedak yang mengandung parfum di area genital

Tidak ada komentar:

Posting Komentar