Senin, 15 Januari 2018

Membangkitkan Fitrah seksual anak day 7

Menurut Harry Santosa dalam buku Fitrah Based Education,
Fitrah Seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati.

Di sini yang akan kami bahas adalah mengenai membangkitkan fitrah seksualitas anak.

Setiap anak lahir dengan fitrahnya masing-masing. Menjadi  tugas orangtua untuk membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, agar fitrah-fitrah tersebut mampu berkembang optimal.

Pendidikan fitrah seksualitas tentu berbeda dengan pendidikan seks.

Memulai pendidikan fitrah seksualitas bisa dimulai sejak dini, tentu pada awalnya tidak langsung mengenalkan anak pada aktivitas seksual, seperti (maaf) masturbasi atau yang lainnya.

Tujuan utama pendidikan fitrah seksualitas adalah:

1. Membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya.
Anak mampu memahami dan memastikan identitas seksualnya sejak berusia 3 tahun.

Namun selama ini pembicaraan seputar seksualitas dan juga mengenalkan kelamin dengan nama ilmiah dianggap tabu oleh masyarakat. Hal yang tabu ini sebetulnya bisa mendorong anak untuk mencari-cari secara sembunyi-sembunyi dan pada akhirnya akan memulai datangnya masalah penyimpangan seksual pada anak. Sehingga kita sebagai orangtua harus menjadi pihak pertama yang secara jujur dan terbuka dalam menyampaikan hal yang berkaitan dengan organ seksual anak.

2. Mengenali peran seksualitas yang ada pada diri.
Anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya, seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak. Diharapkan nantinya anak mampu dengan tegas  menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan".

3. Mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual.
Ketika anak sudah lancar berbicara dan mulai beraktivitas di lingkungan sosial, maka orangtua perlu mengajarkan tentang area pribadi tubuhnya. Area pribadi tubuh yang dimaksud adalah bagian tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain, kecuali untuk pemeriksaan atau untuk dibersihkan. Area pribadi tubuh ini hanya boleh dipegang oleh orangtua ataupun dokter, tentu saja dengan terlebih dulu izin kepada anak.

Tantangan
1.Berkurangnya peran ortu dlm proses pengasuhan
2.Penyimpangan & kejahatan seksual


SOLUSI : Pengenalan Tentang Seks
1. Kapan
Sedini mungkin, sesuai kemampuan berfikir anak (konkrit)
Peran orang tua untuk menjawab pertanyaan anak, secara logis dan ilmiah. Apabila tidak mendapat jawaban, maka mencari jawaban dari buku atau sumber lain yang bisa dipercaya

2. Bagaimana
a. Membangun hubungan dan komunikasi yang akrab antar orang tua dan anak.
b. Berdiskusi dan membicarakan topik seks, sama seperti orangtua mengajari pelajaran lain seperti Sains dan Matematika
c. Cek pengetahuan anak tentang seks secara berkala.
Banyak orangtua mengira anak masih imut-imut dan ternyata pengetahuannya sudah melebihi yang dibayangkan orangtua.

3. Tips-tips
a. Memberikan contoh yang baik pada anak dengan memperlakukan pasangan dengan baik dan dalam melakukan hubungan seks orangtua pada waktu dan tempat yang aman.
b. Ajari anak untuk berpakaian dan berperilaku sopan.
c. Ajari anak untuk menjaga dan mempertahankan harga diri.
Kalau ada yang melecehkan maka lakukan tolak, lari, dan lapor orang dewasa seperti orang tua/ guru.

Pada framework pendidikan berbasih fitrah, membangkitkan fitrah seksualitas pada anak berbeda menurut tahap usia anak.
Ada tiga tahapan usia anak, yaitu :
1. Tahap Pra latih (0-2 tahun dan 3-6 tahun)
2. Tahap pre aqil baligh 1 ( 7-10 tahun)
3. Tahap pre aqil baligh 2 ( 11-14 tahun).

Maka fokus dan bersabarlah mendampingi anak-anak, karena kita hanya punya waktu 14 tahun saja. Saling mengingatkan, saling menguatkan, saling mendoakan ya teman-teman.

Semoga Allah mampukan dan bisa mempertanggungjawabkan amanah ini kelak di hari penghitungan.

Referensi :
1. Harry Santosa, Fitrah Based Education
2. http://www.ummi-online.com/membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada-anak-bagian-1.html
3. http://belajarpsikologi.com/pentingnya-pendidikan-seks/
4. Idzma Mahayatika (2016), Workshop mencegah kekerasan seksual pada anak, Kedai Kibie Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar