Senin, 15 Januari 2018

Membangkitkan Fitrah seksual anak day 5

"Fitrah Seksualitas dan Bahaya Pornografi"
pornografi lebih Bahaya dari Narkoba:
1.  Pengaruh Kokain bisa dihilangkan, sedangkan pornografi tidak.
Pengaruh kokain dapat hilang dengan detoksifikasi, sedangkan efek
pornografi sekali terekam dalam otak, imaji tersebut akan mendekam
dalam otak.
2.  Pornografi merusak saraf otak lebih banyak dibandingkan narkoba.
Narkoba menyebabkan tiga saraf otak rusak,  sedangkan pornografi
lima  saraf,  yang  berakibat  sulit  mengendalikan  emosi  dan  sulit
mengambil keputusan.
3.  Pecandu pornografi lebih sulit dideteksi daripada pencadu narkoba.
Pada  dasarnya  pecandu  narkoba  dan  pornografi  sama-sama
mempeoduksi  dopamine  secara  terus  menerus,  tetapi  pecandu
pornografi bisa memenuhi dengan lebih mudah, bahkan bisa melalui
Hand phone.
4.  Pornografi berpotensi menurunkan kecerdasan.
Semakin  banyak  materi  pornografi  yang  masuk  ke  otak  bagian
belakang,  bagian  otak  lainnya  menjadi  kurang  aktif  terutama  otak
bagian depan (korteks yang menentukan kecerdasan
Tantangan dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Pada Anak:
1.  Kurangnya  informasi  tentang  pola  asuh  anak  yang  berbeda  zaman
dengan orang tua.
2.  Komunikasi antara orang tua dan anak.
Karena  pembicaraan  seputar  seksualitas  dianggap  tabu  dan
penjelasannya seringkali tidak secara ilmiah.
3.  Hal yang tabu dan tidak ilmiah ini bisa mendorong anak untuk mencaricari secara sembunyi-sembunyi.
4.  Pengaruh  media  untuk  anak  usia  pre  Aqill  Balig  (11-14  th)  yaitu
paparan pornografi dari video, game atau karakter tertentu.
Solusi dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Pada Anak:
1.  Memperbarui informasi mengenai pola asuh anak yang menyesuaikan
zaman, dengan membaca literatur, mengikuti grup parenting.
2.  Menjadikan  komunikasi  orang  tua  dan  anak  sebagai  hal  yang
menyenangkan, sehingga bila orang tua menasehati anak, anak akan
menyambut dan apabila anak ingin bercerita pada orang tua, orang tua
akan menjadi sahabat yang baik.
3.  Tidak tabu lagi membicarakan pendidikan seksual.
4.  Mengajarkan adab menahan diri, membuat aturan penggunaan gadget,
selektif memilh teman, menjelaskan pengaruh hormone remaja.
5.  Memberikan pengetahuan agama lebih dalam
6.  Mengetahui lebih dulu konten informasi yang akan diakses oleh anak
(DVD, buku, dll)
7.  Selalu dampingi anak


pendampingan peran ayah dan ibu Alhamdulillah, betapa beruntungnya bisa selalu dekat dengan keduanya..

Ini teorinya ya teh, diharapkan anak bisa merasakan variasi atau apa ya 😆 perbedaan bonding dari ayah dan ibunya..

Klo lihat konsep awalnya khan "pendampingan keduanya utuh" jadi klo secara pendampingan mah malah bagus, sangat mempengaruhi fitrah seksualitasnya.

Tapi sangat beda pasti kehangatan dari seorang ibu dan seorang ayah..
Dan bakalan beda feelnya klo kedekatan itu ada dominan di rentan waktu tertentu.

Pengalaman :

Waktu remaja pas lagi mulai suka bicarain lawan jenis, saat cerita ke ibu.. Ibu malah ceritain masa lalunya yg sedang ada di masa itu. Klo pas cerita k ayah, ayah malah nasehatin "sok gaul mah sama siapa aja. Asalkan harus jaga diri dan tahu batasan. Cari imam itu yang bagus agamanya, yang punya prinsip dan yang punya tanggung jawab"

Feel cerita sama ibu lebih ke curhat, klo ke ayah lebih ke nasihat.
tidak ada efek negatif kalau anak2 benar2 dekat keduanya.. yang bahaya jika kedekatannya tidak berimbang.
kesimpulan
Pornografi adalah penyakit otak yang bahayanya melebihi narkotika, dia merusak 5 syaraf sekaligus. Dampak pornografi tidak hanya merugikan keberlangsungan hidup si anak, ia juga akan merusak tatanan hidup atau fitrah hidup lingkungan sekitarnya. So, ayo para orang tua sadar penuh dan utuh dalam membersamai anak, terutama sebelum ia memasuki masa akil baligh..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar